KOMUNIKASI POLITIK—SUFISTIK: SEBUAH SINTESIS DARI KAJIAN ‎PUSTAKA SISTEMATIS‎

Ima Rahmatul Karimah; Dini Anjani Nurlatifah; Muhammad Salman Abidin

doi:10.46576/jnm.v8i1.4846

KOMUNIKASI POLITIK—SUFISTIK: SEBUAH SINTESIS DARI KAJIAN ‎PUSTAKA SISTEMATIS‎

Ima Rahmatul Karimah, Dini Anjani Nurlatifah, Muhammad Salman Abidin

Abstract

Artikel ini mengonseptualisasikan komunikasi politik—sufistik sebagai suatu bentuk interaksi yang khas, di mana para sufi dapat menjaga eksistensi mereka dalam pusaran kekuasaan tanpa kehilangan kedekatan dengan masyarakat. Melalui kajian pustaka sistematis yang melibatkan 21 artikel dalam indeks Scopus, artikel ini membuka wawasan tentang bagaimana komunikasi politik—sufistik dapat berfungsi sebagai jembatan antara kekuatan spiritual dan kekuasaan politik. Sintesis dari berbagai artikel menunjukkan bahwa komunikasi politik-sufistik melibatkan relasi kuasa vertikal dan horizontal dengan elemen kosmopolitan dan esoterisme. Relasi vertikal menggambarkan hierarki kekuasaan, dimana menjelaskan peran para sufi sebagai perantara kekuasaan. Relasi horizontal menekankan keterlibatan sosial sufi di masyarakat, dengan modal spiritual yang dianggap sepadan dengan modal politik. Faktor lainnya terkait dengan waktu dan kehidupan, dimana walaupun telah tiada, seorang sufi dianggap memiliki kekuatan politik. Komunikasi politik-sufistik sering disampaikan melalui media sastra dengan unsur esoteris, bersifat rahasia dan eksklusif, hanya dipahami oleh kalangan sufi. Hal ini memungkinkan mereka berkembang tanpa mengganggu kekuasaan yang ada. Artikel ini juga menawarkan pandangan untuk penelitian lebih lanjut dengan berbagai metodologi guna memahami fenomena kelompok sufi dalam konteks kekuasaan, serta mengaitkan dinamika ini dengan isu-isu kontemporer seperti modernisme dan salafisme. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami dinamika politik Islam di era modern.

Keywords

Komunikasi politik, sufisme, esoterisme, tasawuf, kajian pustaka sistematis ‎

Full Text:

PDF

References

Anieg, M. (2016). Merasakan Tasawuf. Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 3(1), ‎‎19. https://doi.org/10.21580/wa.v3i1.870‎

Aristotle. (2017). Politics: A New Translation (C. D. C. Reeve (ed.)). Hackett Publishing Company, ‎Inc.‎

Banerjee, S. (2017). Conceptualising the past of the Muslim community in the sixteenth century: A ‎prosopographical study of the Ak̲h̲bār al-Ak̲h̲yār. Indian Economic and Social History Review, ‎‎54(4), 423–456. https://doi.org/10.1177/0019464617728221‎

Barokah, F. (2023). Mistisisme Politik : Eksistensi Magis dalam Perpolitikan Indonesia. JIIP: ‎Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 8(1), 1–19. https://doi.org/10.14710/jiip.v8i1.13275‎

Chandler, D. (2011). A Dictionary of Media and Communication. Oxford University Press.‎

Comas, J. (2004). Dialectical Reasoning in Aristotle’s Theory of Rhetoric. In Resources in ‎Rhetorical Studies. Middle Tennessee State University.‎

Gaind-Krishnan, S. (2020). Qawwali routes: Notes on a sufi music’s transformation in diaspora. ‎Religions, 11(12), 1–16. https://doi.org/10.3390/rel11120685‎

Linnenluecke, M. K., Marrone, M., & Singh, A. K. (2020). Conducting systematic literature ‎reviews and bibliometric analyses. Australian Journal of Management, 45(2), 175–194. ‎https://doi.org/10.1177/0312896219877678‎

Masduki, A. (2016). The Social Construction of New Understanding Wali in Java. DINIKA : ‎Academic Journal of Islamic Studies, 1(2), 189–210. https://doi.org/10.22515/dinika.v1i2.106‎

Mcleod, D., Kosicki, G., & Mcleod, J. (2009). Political communication effects. Media effects: ‎Advances in theory and research, 228–251.‎

Muedini, F. (2015). What Is Sufism? History, Characteristics, Patronage, and Politics. In ‎Sponsoring Sufism: How Governments Promote “Mystical Islam” in their Domestic and ‎Foreign Policies (hal. 19–41). Palgrave Macmillan US. ‎https://doi.org/10.1057/9781137521071_2‎

Nurhuda, A. (2023). Sufism Values in Pancasila as the Nation’s Ideology. Athena: Journal of ‎Social, Culture and Society, 1(3), 102–107. https://doi.org/10.58905/athena.v1i3.53‎

Philippon, A. (2012). The ’urs of the patron saint of Lahore: National popular festival and sacred ‎union between the Pakistani State and society? Social Compass, 59(3), 289–297. ‎https://doi.org/10.1177/0037768612449714‎

Rahayu, M. (2022). The Discourse of Common People Represented in Javanese Version of Abu ‎Nawas Stories. International Symposium on Religious Literature and Heritage. ‎https://doi.org/10.2991/assehr.k.220206.020‎

Renima, A., Tiliouine, H., & Estes, R. J. (2016). The Islamic Golden Age: A Story of the Triumph ‎of the Islamic Civilization. In The State of Social Progress of Islamic Societies (hal. 25–52). ‎Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-24774-8_2‎

Sharify-Funk, M., Dickson, W. R., & Xavier, M. S. (2018). Contemporary Sufism: Piety, Politics, ‎and Popular Culture. Routledge.‎

Sommerfelt, T. (2024). Politics of Shared Humanity: On Hospitality, Equality and the Spiritual in ‎Rural Gambia. Anthropological Forum, 34(1), 52–70. ‎https://doi.org/10.1080/00664677.2024.2358243‎

Winstedt, R. O. (1920). Hikayat Abu Nawas. Journal of the Straits Branch of the Royal Asiatic ‎Society, 81, 15–21.‎

Wintersteiger, M. (2020). Enlightenment from the orient: The, philosophical esotericism’of the ‎falasifa. Bogoslovni Vestnik, 80(3), 585–594. ‎https://doi.org/10.34291/BV2020/03/Wintersteiger

DOI: https://doi.org/10.46576/jnm.v8i1.4846